Kamis, 08 Juli 2010

Pembinaan Masyarakat dan Pemulung di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bantar Gebang, Bekasi
Membentengi Aqidah
Di Tengah Lautan Sampah

Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bantar Gebang, Bekasi dihuni oleh sekitar 15.000 jiwa, mulai pria dewasa, wanita bahkan anak-anak. Mereka mengais sampah yang dibuang warga Jakarta, Bekasi dan sekitarnya demi untuk menyambung hidup. Kemiskinan yang mendera menyebabkan warga penghuni TPA Bantar Gebang menjadi obyek eksploitasi pihak lain baik secara ekonomi maupun aqidah. Mereka adalah saudara kita yang rawan aqidah dan rawan pendidikan.

Lautan sampah di Bantar Gebang seluas 108 hektar. Ribuan ton sampah datang setiap hari dari berbagai daerah terutama DKI Jakarta dengan volume sampahnya mencapai 26.000 meter kubik atau 6.000 ton per-hari ditambah dengan sampah dari Kabupaten dan Kota Bekasi yang mencapai 2.500 ton per-hari.

Walaupun sampah-sampah tersebut masih memiliki nilai ekonomi, sehingga menjadi tempat bagi 15.000 jiwa mengais rejeki, namun hidup di sana dalam kondisi yang tidak manusiawi. Tidak ada fasilitas yang memadai untuk mendidik anak-anak mereka, bahkan pola interaksi diantara mereka jauh dari nilai-nilai lslam hal ini membentuk mental yang lemah, kasar, jauh dari etika normal, individualis dan terpatri jiwa-jiwa mengemis yang akan terus diturunkan pada anak keturunan mereka.

Berdakwah di Komunitas Pemulung Sampah

[Bantar Gebang] Kondisi seperti diuraikan di atas menjadikan mereka rentan mengalami goncangan aqidah baik karena faktor kepribadian mereka sendiri yang jauh dari nilai-nilai lslam dan yang lebih bahaya adanya serangan dari luar aqidah Islam. Oleh karena itu menjadi prioritas bagi kita semua untuk mengambil langkah membina masyarakat di sana dengan pembinaan lslam berbasis Al Qur'an.

Bulan Maret 2009 Badan Wakaf Al Qur'an bersama partner lapang kami Yayasan Ummi Amanah, pimpinan ibu Sari menyusun program untuk pembinaan masyarakat, khususnya kalangan pemulung di Bantar Gebang. Langkah bersama kami yang pertama adalah mengadakan pelatihan Pendidikan Anak Usia Dini Berbasis Aqidah Islam (PAUD-BAI) bagi guruguru PAUD dan TPQ dan calon guru dari masyarakat di sekitar TPA Bantar Gebang, dengan materi pelatihan dan tenaga pelatih dari el-diina jakarta selatan.

Target pelatihan ini adalah untuk meningkatkan kemampuan bagi pengajar PAUD dan TPQ dan membentuk calon pendidik baru dari penduduk lokal. Hasil pelatihan cukup baik, peserta memperoleh banyak manfaat yang bisa diterapkan dalam kegiatan mengajar mereka sehari-hari. Terlebih el-diina sudah menyiapkan juga perangkat-perangkat ajar yang diperlukan, bahkan sampai kurikulum PAUD-BAI dan Satuan Kegiatan Harian (SKH) bagi guru PAUD.

Sasaran jangka panjang adalah adanya kesinambungan antara metode ajar di sekolah dan di rumah karena sesungguhnya ibu lah yang sangat berperan sebagai guru yang terbaik untuk menanamkan nilai-nilai Islam. Oleh karena itu ibu-ibu dari kalangan orangtua murid dan masyarakat lainnya, dibina melalui kegiatan majelis taklim muslimah. Adapun bagi kaum bapak dan remaja, dilakukan pembinaan keislaman seperti belajar membaca Al Qur'an, pengajian dan pelatihan ketrampilan.
Pembinaan Masyarakat dan Pemulung di TPA Bantar Gebang, Bekasi

Program wakaf untuk mendukung dakwah dan pembinaan masyarakat dan pemulung di kawasan TPA Bantar Gebang, Bekasi. Terdiri dari program:

1. Wakaf Al Qur'an dan Pembinaan.
2. Wakaf Khusus Pengembangan Sekolah "Al Falah", untuk anak-anak pemulung dan warga yang tidak mampu.

Pembinaan Masyarakat dan Pemulung di TPA Bantar Gebang, Bekasi
Lokasi : TPA Bantar Gebang, Bekasi
Partner Lapang : Yayasan Ummi Amanah
Wakaf Al Qur'an dan Pembinaan

A l-Qur'an yang dibutuhkan untuk mendukung pembinaan di kawasan Bantar Gebang sekitar 15.000 kitab, khususnya Al Qur'an terjemah. Selain untuk warga pemulung, Al Qur'an wakaf ini juga diperlukan untuk mengisi kekosongan Al Qur'an di mushola-mushola dan majelis taklim yang ada di kawasan tersebut. Kendala terbesar dakwah di kawasan Bantar Gebang adalah tenaga da'i yang membina masyarakat disana sangat sedikit, disamping kemiskinan warganya sehingga kurang memperhatikan aspek pendidikan dan pembinaan.

Da'i dari luar Bantar Gebang juga jarang berdakwah ke wilayah tersebut, dengan berbagai sebab diantaranya adalah karena lingkungan yang beraroma kurang sedap. Partner lapang kami di Bantar Gebang pernah mengundang salah seorang ustadzah yang cukup senior untuk memberi kajian seminggu sekali di salah satu mushola di kawasan pembuangan sampah ini. Namun selang seminggu kemudian saat di hubungi untuk mengingatkan jadwal beliau, justru yang didapat jawaban yang menolak melanjutkan kajian disana..."Maaf, Bu..saya tidak sanggup lagi. Saya pusiiiing sekali. Saya tidak kuat dengan bau sampahnya. Apalagi mushollanya gelap, kotor, pengap. Sudah begitu, ibu-ibu pemulung bawa anak-anak kecil pula. Maaf ya....saya tidak sanggup lagi untuk berceramah disana. Bukan karena amplopnya lho ya.."

Menyedihkan sekali, apakah hanya tempat-tempat bersih, harum dan gemerlap yang berhak mendapatkan cahaya dakwah ? Apakah cuma orang-orang kaya yang berhak didatangi oleh para penebar dakwah ? Betapa ibanya kita kepada tempat-tempat di bumi Alloh ini yang kebetulan dihuni oleh kaum marginal yang kotor dan bau.....mereka yang sudah terkepung oleh kefakiran harta dan ilmu semakin terperosok oleh kefakiran iman dikarenakan keengganan para penebar dakwah untuk merengkuh mereka. Wakaf Al Qur'an Anda yang disertai pembinaan insya Allah akan sangat bermanfaat bagi peningkatan kualitas pendidikan dan kehidupan saudara kita di kawasan TPA Bantar Gebang. (Sumber Badan Wakaf Al-Qur`an)